Oleh: Ustadz Arif. Rinanda -hafizhahullah-

Tercantum di dalam kitab al-Iqtidho’ karya Ibnu Taimiyyah, riwayat yang mengatakan bahwa Imam Ahmad membenci perbuatan memejamkan mata ketika sholat. Menyerupai kaum yahudi, itulah alasannya. Selaras dengan tema besar yang diangkat kitab keren ini.

Selain menyerupai ibadah non-muslim, memejamkan mata ketika sholat juga bukan sifat kaifiyat sholat yang Nabi ajarkan. Terdapat hadits-hadits yang mendeskripsikan bagaimana sholat Nabi, dan di sana diterangkan bahwa Nabi mengarahkan pandangan mata ke tempat sujud, bukan memejam. Kecuali ketika tasyahud maka mata mengarah ke jari telunjuk, dan juga ketika rukuk maka kepala harus sejajar dengan punggung.

Tentu dengan tetap menghormati pendapat ulama yang membolehkan memejamkan mata demi mencapai khusyuk. Namun pastinya sunnah yang Nabi ajarkan lebih pantas untuk kita ikuti, sembari melatih diri agar khusyuk ketika sholat.

Di sela-sela penjelasan beliau tentang riwayat dari Imam Ahmad tadi, Syekh Anis menyisipkan 4 kiat khusyuk saat sholat :

  1. Fokuskan pandangan

Pandangan yang tidak fokus alias menerawang akan menjadi jalan bagi khayalan-khayalan untuk masuk menyusup. Maka pertama-tama, arahkan pandangan mata ke satu titik di tempat sujud. Kalo sajadah yang digunakan bercorak rame, cukup fokus ke tempat yang kosong.

  1. Tadabburi bacaan sholat

Hayati dan renungkan setiap kata yang dibaca sendiri maupun yang didengar dari imam.

  1. Ingatlah kematian

Sholatlah sebagaiman sholat terakhir orang yang hendak berpisah dari dunia. Karena boleh jadi ini adalah sholat terakhir yang bisa ditegakkan, tidak ada yang tau kapan maut datang menjemput.

  1. Ingatlah bahwa pahala sholat tergantung pada khusyuknya

Nabi mengabarkan bahwa banyak orang yang sholat namun tidak mendapatkan pahala yang full. Ada yang cuma sepersepuluh, sepersembilan, seperdelapan, dst. Semua tergantung pada kualitas sholatnya. Ibnu Abbas mengatakan bahwa bagian seseorang dari pahala sholat yang ia kerjakan, adalah sebanyak yang ia pahami dari sholatnya.

Maka untuk khusyuk dibutuhkan koneksi dan sinergi antara semua anggota badan. Mata yang fokus, telinga yang mendengar saksama, lisan yang memanjatkan bacaan-bacaan dengan syahdu, hati dan pikiran yang memahami makna sholat yang sedang dikerjakan, dan selalu takut akan mati yang buruk, juga anggota tubuh lain dalam menunaikan gerakan-gerakan sholat dengan thuma’ninah. Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang khusyuk.

Wallahu a’lam

Semoga bermanfaat..