“Wahai Bilal, rehatkan kami dengan sholat….”
Begitu pinta Rasulullah shallallahu alaihi wasallam kepada Bilal bin Rabah –radhiallahu anhu-
Beliau shallallahu alaihi wasallam juga pernah bersabda “Dan Allah telah menjadikan qurratul ‘ain (sesuatu yang menyejukkan dan menyenangkan hati) bagiku pada (waktu aku melaksanakan) sholat.” (HR. An Nasa’i)
Dalam dua sabdanya itu, Rasulullah seolah ingin menegaskan pada ummatnya bahwa sholat bukanlah beban, bukan juga pekerjaan jasmani semata, lebih dari itu sholat adalah santapan rohani yang sangat diperlukan jiwa kita. Hanya saja tidak semua orang dapat merasakan manisnya hidangan ruhiyah itu, karena higangan tersebut hanya akan terasa nikmat bila disantap oleh hati-hati yang khusyuk.
Allah berfirman:
“Dan (sholat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu. (yaitu) mereka yang yakin bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada tuhan-Nya.” (QS. Al Baqarah: 45-46).
Sahabat….
Ukirlah ayat di atas dengan pahatan terbaik di dinding hati kita, agar bila suatu saat nanti kita merasa bahwa kewajiban ini seolah berat, jiwa kita bisa menepisnya dengan sekejap karena menyadari bahwa suatu saat nanti kita akan berjumpa dengan Allah.
Bagi seorang muslim sholat adalah modal utama, ia adalah amalan yang menjadi tolok ukur bagus tidaknya amalan lainnya, shalat juga merupakan sarana utama menuju kebebasan jiwa dan kegalauan. Apalagi yang kurang bila kemurahan Rabb terbentang di depan mata.? Iya, kemurahan ketika Dia berfirman:
“Dan mintalah pertolongan Allah dengan sabar dan sholat.” (QS. Al Baqarah:153).
Juga kemurahan saat Dia mendekat dan menghendaki pengabulan doa yang terucap saat kening menyentuh tempat sujud.
Namun butuh kesadaran spiritual yang tinggi untuk mengubah mindset terhadap sesuatu yang dianggap beban menjadi pelipur jiwa.
Tual, King Abdullah University of Science and Technology (KAUST)
Rabu 7 Dzulhijjah 1435 H
ACT El Gharantaly