“Sesungguhnya aku sudah diizinkan untuk hijrah”

(al-Hadits)


Hari itu, di bawah terik sinar matahari Makkah sang Nabi mendatangi Abu Bakar. Tak biasanya nabi menemui Ahu Bakar di siang terik seperti itu. Abu Bakar berguman,“pasti ada sesuatu yang penting sehingga nabi datang di waktu seperti ini”.

Terkaan Abu Bakar ternyata benar, saat itu sang Nabi memberitahu kalau ia telah diizinkan berhijrah dan ia memilih Abu bakar sebagai sahabat yang akan menemaninya berhijrah.

Abu Bakar yang tak kuasa menahan haru segera membeli dua ekor unta dan menghadiahkan salah satunya kepada Nabi. Namun nabi enggan menerimanya sebagai hadiah. Nabi membayar harga unta tersebut kepada Abu Bakar.

Apa yang dilakukan rasul memberi pelajaran berharga bahwa dalam berhijrah dibutuhkan pengorbanan yang maksimal. Semua potensi harus dikerahkan, baik itu materi, pikiran hingga nyawa sekalipun.

Membayar unta adalah isyarat dari nabi bagi setiap orang yang ingin terlibat dalam mega proyek peradaban agar selalu mengutamakan pengorbanan, bahwa ladang yang pas untuk meraup keuntungan duniawi.

Di tempat lain, para pembesar Quraisy sedang berunding untuk mencari penyelesaian dari persoalan Muhammad. Persekongkolan jahat untuk membunuh sang nabi disepakati.

Abu Jahal mengusulkan agar pembunuhan itu melibatkan anak muda yang tangguh dari setiap setiap suku. Dengan cara itu darah Muhammad akan terpercik ke setiap suku sehingga Bani Abdi Manaf tidak akan sanggup menuntut balas terhadap semua orang yang terlibat dalam pembunuhan Muhammad.

Berita tentang makar itupun sampai kepada Nabi. Mereka pun segera menyusun siasat bagaimana selamat dari makar jahat orang-orang Quraisy itu.

Bersambung..