Meski kemudian Rasulullah menikah dengan wanita-wanita lainnya, namun Khadijah tetaplah sosok istri yang dirindukan.

Ummul Mukminin ‘Aisyah Radhiyallahu anha menuturkan: “Apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut Khadijah, maka beliau tidak bosan-bosannya memuji dan memintakan ampunan untuknya.

Suatu hari beliau menyebutnya sehingga aku cemburu, lalu aku katakan, “Allah telah menggantikan untukmu (wanita lain) dari wanita tua itu.”

Aku melihat beliau sangat marah sehingga aku menyesal dalam hatiku, gumanku, “Ya Allah, jika Engkau sirnakan kemurkaan Rasul-Mu terhadapku, maka aku tidak akan kembali menyebutnya dengan keburukan.”

Ketika Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui penyesalanku, beliau bersabda:

“Tidak demi Allah! Allah tidak akan memberi ganti padaku dengan wanita yang lebih baik darinya. Dia beriman kepadaku, di saat kebanyakan orang menentangku. Dia mepercayaiku di saat kebanyakan orang mendustakanku. Dengan hartanya dia menyokong dakwahku disaat manusia enggan memberikan hartanya. Dan Allah mengaruniakan kepadaku anak darinya disaat Dia menghalangiku memiliki anak-anak dari wanita lain.” ( HR. Al-Bukhori )


Makkah 24 Ramadhan 1437 H
ACT El-Gharantaly