Cara paling kejam dalam menghina diri sendiri adalah dengan membandingkannya dengan orang lain. Mata orang lain tidak akan pernah lelah melihat kekuranganmu, mulut mereka juga tidak akan pernah berhenti membicarakan kekuranganmu, dan bila kamu masih membandingkan dirimu dengan orang lain maka lengkap sudah penderitaanmu. Peluklah dirimu sendiri, syukuri kelebihanmu, dekaplah kekuranganmu. Kemu itu istimewa, Tuhan tidak menciptakanmu supaya kamu menderita. Lika-liku di jalan kehidupan hanyalah bagian dari proses menuju kesuksesan. Ingat!...

Uang adalah kendali emosi yang paling dahsyat, bahkan bagi sebagian orang yang sering bilang, “Jangan nilai segalanya dengan uang.”

Pada seruput pertamamu pagi ini katakan pada hatimu, “Tenanglah!” Suatu hari nanti sukacita akan mendekapmu. Karena kesedihan hanyalah tamu yang akan segera berlalu, Insyaallah.” Katakan juga pada hatimu, “Ada Tuhan Yang Maha Mengetahui dan mengerti do’a-do’amu, bahkan saat lisanmu keluh mengungkapkannya dengan kata-kata.”

Pada akhirnya yang bertahan hanyalah orang yang mencintaimu, bukan orang yang kamu cintai.

Saat Yusuf hilang, Ya’qubpun kehilangan penglihatannya. Ketika Ya’qub berucap, “Dan kuserahkan urusanku kepada Allah” maka Yusuf kembali, diikuti dengan penglihatannya. Orang beriman tau pintu mana yang harus diketuk pertama kali saat berbagai ujian mendera. Namun seringkali pintu itu terabaikan saat sesuatu yang lain terakbarkan di dalam diri. La haula wa la quwwata illa billah..

Aku bisa bersaing dengan orang yang mencintaimu. Tapi aku tidak bisa bersaing dengan orang yang kamu cintai.

Kekhawatiran yang berlebihan kadang lebih membunuh. Tetap husnuzhon pada Tuhan, mulailah hidup sehat dan banyak-banyaklah berdo’a. Ingat! Penyebab bisa berbeda, tapi mati itu satu. Semoga yang sehat dijaga dan yang sakit disembuhkan. Amin