Khatiroh
Ada banyak cara orang mengekspresikan ketidakbahagiaannya. Mengganggu kebahagiaan orang lain misalnya.
Ada banyak cara orang mengekspresikan ketidakbahagiaannya. Mengganggu kebahagiaan orang lain misalnya.
Andai kamu tau bagaimana Tuhan mengasihimu setiap harinya niscaya kamu akan kelelahan bersyukur pada-Nya.
Kalaulah sempat, mampirlah ke hati orang-orang yang pernah kita sakiti dan lukai, barangkali perihnya masih ada. Sejenak tinggallah di sana atau pinjamlah hati itu walau hanya sesaat. Semoga dengan begitu kita tak pernah berpikir berkali-kali untuk menyakiti hati siapa pun.
Waktu tidak akan menghapus luka, tapi akan membuatmu terbiasa dengan rasa sakit dan perih, hingga kamu lupa bahwa kamu pernah terluka. Dan tanpa terasa kamu bertumbuh semakin dewasa.
Orang yang meninggalkan kamu adalah orang yang masanya bersamamu telah habis. Jadi buat dirimu baik-baik saja, sebaik kamu sebelum mengenal dirinya.
Kalau cara berpikir kita terlalu sempit dalam merespon kemajuan zaman, maka perlahan-lahan keberagamaan kita tak ubahnya mobil tua yang terparkir di dalam museum barang antik. Mewah dan mahal tapi tak berguna, karena tak bisa mengantarkan siapapun pada tujuannya.
Dalam sepi, kesejatian bersemayam. Dalam sepi kesadaran total hadir lalu membawa kita pada pada renungan esksitensial, di mana dialog dengan Sang Pencipta terasa lebih khusyuk. Kita butuh sepi, terutama di era modern yang terlanjur pragmatis dan gersang nilai ini. Kita butuh waktu sejenak untuk menarik diri dari arus keramaian yang semu, dari dimensi yang membuat manusia menghamba pada hal-hal bendawi, menuju kebersamaan dengan Allah, Tuhan semesta alam.