Fiqh Dakwah
Saat ummat dihadapkan dengan isu-isu horizontal maka tidak bijak mengangkat isu-isu parsial.
Saat ummat dihadapkan dengan isu-isu horizontal maka tidak bijak mengangkat isu-isu parsial.
(Disarikan dari kitab Al-Farqu Baina An-Nasihah Wa At-Ta’yir (Perbedaan antara nasehat dan celaan) karya Ibnu Rajab Al-Hanbaly Pertama: Nasehat disampaikan secara rahasia, sedangkan celaan disampaikan secara terang-terangan. Dalam hal ini Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah berkata: “Seorang mukmin akan selalu menjaga rahasia dan memberi nasehat. Sedangkan seorang fajir (orang yang buruk) akan membongkar rahasia dan mencela”. Ibnu Rajab berkata: “Apa yang diucapkan oleh Fudhail ini merupakan tanda-tanda nasehat. Sesungguhnya nasehat identik dengan sifat menjaga rahasia....
Suatu hari seseorang pernah bersin di sisi Abdullah bin Mubaarak, orang itu tidak mengucapkan Hamdalah. Lalu Ibnul Mubaarak menoleh kepadanya dan bertanya, “Apa yang seharusnya diucapkan seseorang ketika bersin..? Orang tadi menjawab, “Alhamdulillah” Ibnul Mubaarakpun berkata: “Yarhamukallah” (Al-Hilyah) Catatan: Da’i itu seperti dokter, menyembuhkan, bukan menyakiti. Seperti seorang dokter yang pandai menakar dosis obat, begitu juga seorang da’i, dia harus cerdas dalam menakar nasehat yang akan disampaikan. Mencari cara agar nasehat yang disampaikan tepat sasaran dan tidak melukai orang lain....